Rabu, 13 April 2011

POTENSI PERIKANAN DI KOTA BAU-BAU


Meskipun secara kewilayahan Kota Bau-Bau hanya memiliki luas wilayah lautan sebesar 200 mil, namun demikian potensi perikanan yang berasal dari daerah sekitar (khususnya Kabupaten Buton) terakumulasi di Kota Bau-Bau, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun untuk kebutuhan ekspor. Berbagai jenis hasil produksi perikanan yang terakumuiasi di Kota Bau-Bau seperti Ikan Pelagis Besar (Tuna, Cakalang), Ikan Pelagis Kecil (Julung-julung, Layang, Kembung), Ikan Demersal (Sunu, Kerapu, Kakap, Boronang, Ekor kuning, Lobster, Pari) serta hasil laut lainnya seperti Cumi-cumi pulpen, Teripang, Kerang-kerang (biota laut), Benur, Eucheuma, Spinosum dan sebagainya.

              Potensi tersebut didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti pabrik keragenan rumput laut, pelabuhan laut, serta aksesibilitas dan pelabuhan udara. Disamping itu, telah terbangunnya dan termanfaatkannya Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Cold Storage dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar bagi Nelayan (SPBN) dalam satu kawasan, serta didukung oleh pembangunan kampung nelayan melalui Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), menjadi kawasan tersebut sebagai pusat pengembangan perikanan terpadu. Dalam rangka penguatan SDM di bidang perikanan dan kelautan, pemerintah kota juga telah membangun sebuah sekolah kejuruan yang memiliki kosentrasi di bidang kelautan, yaitu SMKN Nautika dan Kelautan Pulau Makasar.

              Hasil produksi perikanan laut pada tahun 2008 mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,74%. Dimana untuk perikanan tahun 2007 sebanyak 8.979 Ton sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 8.374 Ton.


Budidaya Rumput Laut


Dengan garis pantai sepanjang ± 42 Km, Kota Bau-Bau berpotensi menjadi penghasil rumput laut. Disamping itu, wilayah sekitarnya yaitu perairan Kab. Muna, Buton, Buton Utara dan Bombana juga memiliki potensi sangat besar sebagai produsen berbagai jenis rumput laut. Bahkan, berdasarkan potensi yang dimiliki, sejak tahun 2005 Provinsi Sulawesi Tenggara telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan komoditi rumput laut oleh Badan Kerjasama Pengembangan Regional Sulawesi (BKPRS), dimana Kota Bau-Bau sebagai outlet utama pengembangan komoditi dimaksud.

             Wilayah pengembangan budidaya rumput laut di Kota Bau-Bau tersebar pada berbagai kelurahan yang terlektak di daerah pesisir, yaitu Kelurahan Palabusa, Kalia-Lia, Kolese dan Lowu-Lowu (Kecamatan Bungi), Kelurahan Lakologou, Waruruma, Sukanaeyo dan Liwuto (Kecamatan Kokalukuna), Kelurahan Nganganaumala, Wameo, Tarafu dan Bone-Bone (Kecamatan Murhum), Kelurahan Katobengke, Lipu dan Sulaa (Kecamatan Betoambari). Luas areal perairan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan budidaya rumput laut berkisar 960 Ha di sepanjang garis pantai potensial, yaitu sekitar 23 Km untuk Kecamatan Bungi dan Kokalukuna, dan sekitar 9 Km untuk Kecamatan Murhum dan Betoambari. Namun demikian, hingga tahun 2007 lahan perairan yang dimanfaatkan sekitar 111,6 Ha.

               Jenis rumput laut yang dikembangkan terbatas pada Euchema Cottoni dan Euchema Spinosum. Pelaksanaan budidaya masih dilakukan secara tradisional, yaitu penyebaran bibit pada bentangan tali pada permukaan air dengan menggunakan rakit apung yang terbuat dari bambu, dengan masa pemeliharaan hingga panen sekitar 40-45 hati. Perkembangan produksi rumput laut dalam tiga tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Data perdagangan antar pulau Kota Bau-Bau menunjukkan bahwa subsektor perikanan memberikan konstribusi sebesar Rp. 35.515.917.500 atau 48,23% dari total nilai perdagangan sebesar Rp. 73.647.270.835. Sementara itu, komoditi rumput laut memberikan sumbangan terbesar dibandingkan 66 komoditi subsektor perikanan lainnya, yaitu sebesar Rp. 12.988.100 (36,57%).


Budidaya Mutiara


Ada dua jenis budidaya mutiara yang kini di budidayakan dan berkembang di Kota Bau-Bau, yaitu Pinctada Maxima yang menghasilkan mutiara bundar (Round Pearl) dan jenis Pteria Penqu yang menghasilkan mutiara blister (Haft Pearl). Jenis Pinctada Maxima diusahakan oleh PT. Tiara Indo Pea, sebuah perusahaan PMA dari Jepang. Sedangkan jenis Pteria Penqu selain diusahakan oleh perusahaan nasional (CV. Selat Buton) juga banyak dibudidayakan oleh para petani setempat.

Senin, 14 Maret 2011

IKAN ARWANA


JENIS-JENIS IKAN AROWANA

               Arowana adalah salah satu ikan hias air tawar yang banyak di gemari oleh para hobi di indonesia. Arowana ada beberapa jenis menurut daerah penyebarannya yaitu :
1. Arowana Asia (Scleropages formosus)
2. Arowana Irian (Scleropages jardinii)
3. Arowana Australia (Scleropages leichardti)
4. Arowana Silver (Osteoglossum bicirrhosum)
5. Arowana Hitam (Osteoglossum ferreirai)


SUPER RED AROWANA



Arowana jenis ini berasal dari Indonesia, tepatnya di pulau Kalimantan bagian barat di sungai kapuas dan danau sentarum. Arowana jenis ini pada dasarnya terbagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan warna, yaitu warna merah darah (blood red), merah cabe/cabai (chili red), merah oranye (orange red).
Arowana jenis ini sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung dan sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm, namun belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun.
Namun para hobbies sering kali menggunakan trik-trik untuk membantu mempercepat perkembangan warna, seperti tanning, pemberian pakan yang bagus untuk perkembangan warna, atau dengan menempatkan ikan di kolam yang terkena sinar matahari langsung.

Adapun yaitu purple red adalah tipe super red yang langka. Warna badannya merah dengan bagian tengah sisik berwarna biru atau ungu tua.



CROSS BACK GOLDEN (X BACK GOLDEN)



 
Varietas cross back golden / x back golden ini berasal dari Malaysia, seperti di daerah Perak, Johor, Bukit Merah dan Trengganu. Golden cross back / x back merupakan salah satu dari varietas arowana golden.

Arowana ini di sebut cross back / x back karena pada saat dewasa ring pada sisik bisa sampai melewati punggung. Warna emas yang dimiliki arowana varietas ini cenderung lebih terang/ mengkilap. Golden cross back sedikit susah untuk di dapatkan, sehingga harganya pun lebih mahal dari varietas lainnya seperti Super Red.
Yang unik dari varietas ini adalah warna dasarnya yang beragam, mulai dari blue base, purple base, silver base dan gold base. Khusus untuk jenis yang memiliki warna gold base, lebih cepat mencapai warna yang penuh (umur muda).


RED TAIL GOLDEN AROWANA (RTG)

Red tail golden (RTG) adalah salah satu varietas golden yang berasal dari Indonesia, khususnya Pekan baru - Sumatera. RTG sifatnya lebih agresif dari X Back. Seperti halnya X Back, RTG juga memiliki keragaman warna dasar/base color seperti, blue base, green base dan gold base. RTG dapat tumbuh lebih besar dari pada X Back.

Kekurangan dari RTG adalah warna sisik pada umumnya tidak bisa sampai melewati punggung dan hanya sampai pada level sisik ke 4 (dihitung dari bawah badan ke atas).

BANJAR RED AROWANA

Jenis ini sering kali dianggap sebagai varietas arowana merah kelas dua. Walau begitu, jenis ini tetap memiliki ciri & khasnya sendiri. Sehingga para hobbies masih tetap memburu arowana jenis ini sebagai koleksi. Warna sisiknya yang memiliki warna dasar kehijauan & membentuk seperti tapal kuda dan sedikit merah muda di usia dewasa membuat arowana jenis ini cukup unik.

Banjar red di usia mudanya, ukuran 10-15 cm terlihat sangat mirip dengan arowana super red. Dari warna ekor dan sirip yang kemerahan, begitu juga dengan dayung hampir sama dengan arowana super red. Namun setelah mencapai ukuran 15-20 cm pada umumnya warnanya mulai berubah. Ekor mulai terlihat oranye.
Banjar red tidak memiliki ring pada umumnya, sama halnya dengan green arowana. Harga dari banjar red pun lebih mahal dari green arowana (pino).


GREEN AROWANA (PINO)

Di sebut green arowana karena jenis ini memiliki warna dasar hijau. Meski pun tidak memiliki ring (warna mengkilap di pinggir sisik) seperti saudaranya super red, RTG / X Back, green arowana juga memiliki keindahan tersendiri.

Varietas ini bisa ditemukan di Malaysia, Kamboja, Thailand, Indonesia & Myanmar. Green arowana biasa dikalangan hobbies di sebut arowana pino.

JARDINI AROWANA (IRIAN)














Warna yang dimiliki varietas arowana ini cukup unik. Warna dasarnya adalah hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kunign ke emasan pada bagian tengah sisik-sisiknya, bahkan di bagian kepala (pipi) sampai pada sirip & ekornya pun terdapat bintik-bintik kuning tersebut.
Jardini berasal dari australia, meski sering ditemukan di pulau Irian. Maka dari itu jenis ini juga terkadang disebut arowana Irian oleh para hobbies.

Jardini arowana sebenarnya ada dua jenis warna, yaitu warna dasar lebih gelap dan yang lebih terang. Yang memiliki warna dasar lebih gelap adalah scleropqges jardini dan yang memiliki dasar lebih terang adalah scleropqges leichharti.


SILVER AROWANA (BRAZIL)

Arowana Brazil atau biasa disebut Arowana Silver memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Dengan bentuk tubuh yang panjang dan sirip yang panjang pula, mulai dari bagian tengah badan sampai pada ujung ekor memberi kesan yang sangat anggun saat berenang.
Arowana ini dapat tumbuh sampai 50 - 60 cm. Jenis ini berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini sudah dapat di kembang biakkan di indonesia. Memang harga dari Arowana jenis ini lebih murah dari jenis Jardini.
Namun jika arowana ini sudah berukuran besar sangat indah untuk di pandang.Belakangan tersiar kabar bahwa jenis ini sudah ada dengan warna platinum silver (warna silvernya menyerupai warna platinum & merata di seluruh tubuhnya).



BLACK AROWANA


Varietas ini juga berasal dari Amerika Selatan dan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan silver arowana, namun pada bagian sirip sampai ekor memiliki warna hitam. Konon warna hitam tersebut lambat laun akan memudar saat arowana mulai dewasa.